25 Agustus 2008

MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT???

Sebuah renungan, Semoga bermanfaat.

MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT???

Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo, Direktur Fortis
Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan
Investment,
beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di
Indonesia.

Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali.

Silahkan baca dan dihayati.

*MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT* - - - sebuah perenungan

Buat para suami baca ya..... istri & calon istri juga boleh..

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah
senja
bahkan sudah mendekati malam,Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi
dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka
menikah sudah
lebih 32 tahun.

Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa,setelah
istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa
digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga
seluruh
tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun
sudah
tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi,
dan
mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia
letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya
tersenyum, untunglah tempat usaha pak suyatno tidak begitu jauh dari
rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan
siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan
selepas
maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2
saja
yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi,
Pak
Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap
berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan
sabar
dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati
mereka,
sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua
mereka
sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah
tinggal
dengan keluarga masing2 dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg
merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata " Pak kami ingin
sekali merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu
tidak ada
sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak....... ..bahkan bapak
tidak
ijinkan kami menjaga ibu" . dengan air mata berlinang anak itu
melanjutkan
kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah
lagi,
kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua
bapak
dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak,
kami janji kami
akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka."
Anak2ku ......... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk
nafsu,
mungkin bapak akan menikah..... .tapi ketahuilah dengan adanya
ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah
melahirkan
kalian.. sejenak kerongkongannya tersekat,... kalian yg selalu
kurindukan
hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat
menghargai
dengan apapun. coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan
keadaanya
seperti Ini.

Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia
meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan
bapak yg
masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana
dengan
ibumu yg masih sakit."

Sejenak meledaklah tangis anak2 pak suyatno merekapun melihat
butiran2
kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno.. dengan pilu ditatapnya mata
suami yg sangat
dicintainya itu.. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah
satu stasiun TV
swasta untuk menjadi narasumber dan merekapun mengajukan pertanyaan
kepada
Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg
sudah
tidak bisa apa2.. disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg
hadir
di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru
disitulah
Pak Suyatno bercerita.

"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam
perkawinannya,
tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran,
perhatian )
adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup
saya,
dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya
dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4
orang anak yg
lucu2..

Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu
merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk
mencintainya apa adanya. sehatpun belum tentu saya mencari
penggantinya
apalagi dia sakit,,,"

He...he....he....

Darsono, Wardi, Sugeng dan Jono janjian mengadakan reuni di Restoran yang ada tempat Karaokenya. Sambil makan, mereka berempat ber-bincang2 sambil bernostalgia. Setelah makan Darsono pamit meninggalkan teman2nya sebentar untuk nyanyi karaoke, "Minta lagu apa Rek? Dangdut?"

Sambil mendengarkan Darsono nyanyi, teman2nya melanjutkan obrolan mereka.
"Bagaimana anak anakmu Geng?" tanya Wardi ke Sugeng.

Sugeng bercerita: "Oo, baik2 saja, anak saya kan dua. Yang cewek ikut suaminya jadi Kapolres di Medan. Sedangkan yang cowok sudah jadi boss, pabriknya dua, pabrik sepatu dan pabrik mie. Tapi ya gitu..., saya yang jadi bapaknya saja ndak pernah dibelikan motor sama sekali, eeeh...pas kemarin pacarnya ulang tahun dibelikan BMW 318i gress."

"Lha kalau anakmu War?" Wardi pun bercerita, "Anakku dua kerja di Amerika, yang bonthot sekarang sudah jadi direktur developer rumah. Tapi agak gendeng juga anak saya yang bonthot ini. Rumah bapaknya sudah doyong dibiarkan aja, tapi waktu kemarin pacarnya ulang tahun di belikan rumah baru."

"Kalau kabar anakmu bagaimana Jon?"
Sekarang Jono yang cerita, "Anak saya empat, cowok satu, cewek tiga. Sekarang sudah pada mandiri. Yang paling sukses ya anakku yang cowok. Sekarang jadi pialang saham. Cuman ya agak nggak bener juga. Lha... saya ini nggak pernah di kasih uang sama sekali, tapi kemarin waktu pacarnya ulang tahun di kasih deposito 100 juta."

Setelah Jono cerita, Darsono selesai karaoke,
"Nyritain apa sih Rek?".
"Ini lho Dar, pada nyritain anaknya, gimana anakmu Dar?" tanya Jono.

Setelah nyalain rokok, Darsono mulai cerita:
"Anakku cuma satu, tapi payah. Aku ingin dia jadi ABRI, eeeh malah jadi bencong. Sudah lima tahun dia buka salon, dari dulu sampek sekarang ya teteeep aja nyalon. Tapi meskipun bencong dia tetep anak ku. Apalagi dasarnya anaknya itu baik, pergaulannya luas dan sayang sama bapaknya. Setiap dapat rejeki saya pasti diberi. Kemarin pas dia
ulang tahun, ada temannya yang ngado BMW 318i gress, rumah baru, dan deposito 100 juta. Dia bilang semua itu buat bapak saja, dia tetep seneng buka salon saja, katanya."

Ayaah Apa Sih Teroris Itu.....?

Yah … apa sih teroris itu?

Baiklah, menurut kamus Oxford Dictionary, teroris adalah “seseorang yang menggunakan kekerasan dan intimidasi dalam mengejar tujuan politiknya”.Yang berarti bahwa teroris adalah orang yang sangat jahat, yang menakut-nakuti orang baik seperti kita, dan kadang-kadang sampai membunuhnya.

Mengapa teroris membunuh mereka?

Karena teroris benci mereka atau negara mereka. Sangat sulit untuk dijelaskan … hanya saja begitulah cara mereka. Dengan alasan yang berbeda-beda, dunia ini dipenuhi oleh orang-orang yang diliputi rasa benci.

Seperti orang Irak yang menculik orang dan mengatakan akan membunuh mereka jika seluruh pasukan asing tidak segera pergi?

Tepat sekali! Itulah perbuatan jahat yang dinamakan ‘pemerasan’. Orang-orang tak berdosa itu menjadi sandera, dan teroris yang mengatakan bahwa bila pemerintah tidak melakukan apa yang mereka inginkan, para sandera akan dibunuh.

Jadi itu disebut ‘pemerasan’. Bila kita mengatakan akan menyerang Irak dan membunuh rakyat tak berdosa, kecuali mereka mengatakan dimana semua persenjataan mereka?

Bukan! Um … iya, saya kira. Tetapi itu adalah sebuah ‘ultimatum’ … sebut saja sebagai ‘pemerasan yang baik’.

Pemerasan yang bertujuan baik? Apa itu?

Itu adalah bila dilakukan untuk tujuan baik. Persenjataan itu sangat berbahaya dan bisa mencelakai banyak orang di seluruh dunia. Sangat penting untuk menemukan dan menghancurkannya.

Tetapi Yah … persenjataan itu tidak ada.

Betul. Kita tahu itu sekarang. Tetapi siapa yang bisa yakin pada saat sebelumnya. Kita mengira persenjataan itu ada.

Jadi pembunuhan seluruh korban tak berdosa di Irak hanya sebuah kesalahan?

Tidak. Itu adalah tragedi, tapi kita juga menyelamatkan banyak nyawa. Bisa kamu lihat, kita berhasil menghentikan seseorang yang sangat kejam yang disebut Saddam Hussein, dalam usahanya membantai sangat banyak rakyat Irak. Saddam Hussein bertahan dalam kekuasaannya dengan memerintahkan pembunuhan ribuan rakyatnya atau memberikan siksaan yang mengerikan. Ibu dan Bapak, bahkan anak-anak.

Seperti anak laki-laki yang saya lihat di TV itu? Seorang anak yang hancur tangannya karena bom?

Betul … seperti anak itu.

Tapi Yah, kita yang melakukan itu. Bukankah ini berarti pemimpin kita teroris?

Ya Tuhan, bukan! Apa yang memberimu ide seperti itu? Itu hanyalah sebuah ketidak sengajaan. Malangnya, rakyat tak berdosa menjadi korban di dalam perang. Kamu tidak bisa berharap banyak bila kamu menjatuhkan bom-bom di atas kota. Tak seorangpun mengharapkan tragedi itu .. . seperti itulah perang berlangsung.

Jadi di dalam peperangan, hanya tentara yang semestinya terbunuh?

Benar, tentara dilatih untuk berjuang demi negara. Ini tugas mereka, dan mereka sangat pemberani. Mereka tahu bahwa perang itu berbahaya dan mereka bisa terbunuh. Semenjak mereka mengenakan seragamnya, mereka menjadi sasaran tembakan musuh.

Seragam apa yang dipakai oleh teroris?

Itulah masalahnya … mereka tidak punya! Kita tidak dapat menyebut mereka bagian dari rakyat sipil. Kita tidak tahu siapa yang kita perangi. Dan itulah mengapa begitu banyak rakyat tak berdosa menjadi korban … teroris tidak mengikuti aturan peperangan.

Apakah perang ada aturannya?

Oh ya. Tentara harus memakai seragamnya. Dan kamu tidak dapat begitu saja menyerang seseorang kecuali mereka melakukannya kepadamu lebih dahulu. Maka kamu dapat membela diri.

Jadi, itukah kenapa kita menyerang Irak? Karena Irak menyerang kita terlebih dulu dan kita sekedar membela diri.

Itu kurang tepat. Irak tidak menyerang kita … tetapi punya kehendak itu. Kita memutuskan untuk melakukannya lebih dahulu. Ini pencegahan, kalau-kalau Irak bermaksud mempergunakan persenjataan yang kita maksud.

Yaitu yang mereka tidak punyai? Jadi kita telah melanggar aturan peperangan?

Secara teknis, ya. Tapi …

Jadi jika kita melanggar aturan itu lebih dahulu, mengapa bangsa Irak yang tidak berseragam itu tidak diperbolehkan malakukannya juga kemudian?

Wah itu masalahnya berbeda. Kita sedang melakukan sesuatu kebaikan saat kita melanggar aturan itu.

Tapi Yah … bagaimana kita tahu bahwa kita sedang melakukan itu demi kebaikan?

Pemimpin kita … Bush dan Blair dan Howard … mereka mengatakannya kepada kita bahwa itu demi kebaikan. Dan jika mereka tidak tahu, siapa lagi?Mereka mengatakan bahwa perlu mengambil tindakan tertentu untuk membuat Irak menjadi tempat yang lebih baik.

Apakah Irak menjadi ‘tempat yang lebih baik’ sekarang?

Saya mengharapkannya begitu, tetapi saya tidak tahu pasti. Orang tak berdosa masih menjadi korban dan penculikan itu adalah hal yang mengerikan. Saya ikut prihatin kepada keluarga para sandera yang malang itu, tetapi kita jangan mudah menyerah kepada para teroris. Kita harus tegar menghadapinya.

Apakah Ayah akan begitu juga bila saya diculik oleh teroris?

Um … ya … tidak … maksud saya, ini masalah yang sungguh rumit …

Jadi kalau begitu, Ayah akan membiarkan saya terbunuh? Apakah Ayah tidak menyayangiku?

Tentu saja Ayah amat menyayangi kamu. Masalahnya ini adalah hal yang sangat kompleks dan Ayah tidak tahu apa yang akan Ayah lakukan …

Kalau saya, jika ada seseorang menyerang kita dan mengebom rumah kita dan membunuh Ayah dan Ibu dan Adikku, saya tahu pasti, apa yang akan saya lakukan.

Apa itu?

Saya akan cari siapa orang yang telah melakukannya dan kemudian membunuhnya. Dengan cara apapun yang saya bisa. Saya benci mereka untuk selama-lamanya. Dan kemudian saya terbangkan sebuah pesawat dan jatuhkan bom ke kota-kota mereka.

Tapi … tapi … kamu bisa membunuh banyak orang tidak berdosa.

Saya tahu. Tapi ini khan perang, Ayah. Dan seperti itu khan peperangan terjadi. Masih ingat?

[www.theage.com. au]